2016/03/24

By: Khafa_Fathimah di 21.31 0 komentar
Judul buku   :  The Jongos Ways
Penulis         :  Muhsin Budiono

Sementara teman-teman saya banyak memilih buku-buku yang langsung menguraikan bagaimana menumbuhkan sifat leadership dan yang berhubungan dengan semacam itu, entah kenapa saya malah tertarik dengan satu buku ini yang berjudul “The Jongos Ways”, kiat-kiat menjadi jongos. Satu sisi saya tertarik, di sisi yang lain saya bingung, apa yang akan saya dapatkan dari buku ini. Tapi, ketika saya membaca satu kutipan dari Bapak Dahlan Iskan yang ada di belakang sampul buku ini yang bunyinya, “Untuk bisa jadi pemimpin yang baik harus bisa menjadi anak buah yang baik,” ketertarikan saya bertambah untuk bisa membacanya. Saya sadar betul, realitanya, setelah lulus nanti,  kemungkinan terbesarnya adalah cari kerja, di tempat yang nyaman dan gajinya sesuai. Tentunya dengan memilih jalan itu, konsekuensinya kita berada di bawah perintah seorang atasan dan pada akhirnya kita menjadi seorang pekerja yang secara mau tidak mau ikut perintah majikan atau secara kasarnya bisa dibilang kita adalah jongos. Tapi menurut saya itu sebuah adalah step dalam mencapai kesuksesan.

It's Me Wherever, Whenever

By: Khafa_Fathimah di 21.15 0 komentar
Okee, kita mulai curhat hari ini dengan Bismillah. Ketika orang-orang disekitarku punya banyak teman untuk dijadikan tempat curhat, maka disinilah tempatku berada, hanya dengan menulis, semua dapat kutumpahkan sempurna tanpa ada yang telewat sedikit pun. Kali ini dadaku sesak lagi, sulit bernafas rasanya, bukan karena ak terkena TBC atau penyakit lainnya. Mungkin kalian pernah mengalaminya. Dalam fase kehidupan yang statis sekalipun, saya masih bisa merasakan hal seperti ini. Bagaimana jika kehidupan lebih berat dari ini?

Allah, saya percaya Engkau, hanya percaya Engkau, beberapa hari lalu aku menangis dan mulai mengikrarkan diri bahwa aku hanya butuh Allah di dunia ini dan tidak percaya siapapun. Mengingat ikrar itu aku hampir menangis lagi sekarang. Berawal dari satu masalah yang sebenarnya untuk ukuran kehidupan di tengah orang-orang yang bermasalah, bukanlah masalah yang besar-besar amat. Tapi, trauma lebih besar berpengaruh rupanya. Mungkin kalian pernah ngerasa selalu menjadi objek penderita, kurang kasih sayang, tidak punya teman, dan lain sebagainya yang membuat kalian terpuruk ke dalam jurang gelap yang bahkan membawa kalian ke tempat yang lebih jauh tanpa tau dimana kalian berhenti. Makin lama, makin gelap, makin tidak bercahaya, dan makin nyaman berada di posisi itu dan mulai membiarkan diri kalian terperosok lebih dalam lagi. Begitu pula aku, tapi yang aku sesalkan dalam diriku adalah ini hanya masalah kecil dan aku sudah terjatuh.

Dadaku makin sesak, jemariku mengimbangi dengan terus menekan tuts di keyboard laptopku ini. Hanya itu yang bisa kulakukan, mengingat keinginan ku untuk bangkit lebih besar dari rasa sesak ini. Tidur, bermimpi, membuatku tidak berubah sedikit pun, dan kalian pasti bisa membayangkan betapa itu menggangguku, sangat menggangguku.

Aku sedang bertanya-tanya, apakah aku harus mengungkapkan masalah kecil itu sekarang? Aku pun tak yakin menanggung rasa malu karena terjatuh hanya karena masalah itu. Mungkin kalian bisa menebaknya?

Allah, Tuhanku yang satu, satu-satunya yang paling kupercaya. Kau menantangku dalam ujian yang sama berkali-kali, aku sadar, aku yang sombong bahwa aku merasa telah lulus dari ujian itu, tapi sebenarnya tidak. Ada hal-hal yang tak bisa kusadari sampai sekarang, Kau pun lebih tau dariku. Aku…

Baiklah, aku kehabisan kata-kata sekarang. Ketika kata-kata habis, yang ada hanyalah memikirkan kisah lain. Mungkin begitu caraku mengusir masalah yang menyesakkan. Cobalah tumpahkan semua kekecewaan kita pada hal-hal yang lebih baik, ketimbang kita marah tidak jelas dan tidak menemukan jalan keluar apapun. Allah menyediakan cara masing-masing untuk hamba-Nya khusus dan tidak sama. Jangan buat dirimu menangis sejadi-jadinya jika bukan karena merindukan Allah dan Rasul. Itulah doktrin terhadap saya sendiri bahwa kesedihan tanda kita tidak percaya dengan adanya Allah di sekitar kita. 

2015/04/11

Jauh

By: Khafa_Fathimah di 22.10 0 komentar
Waktu yang lama sampai akhirnya aku berada di sini lagi, menulis kisahku sendiri karena aku tidak tau harus bicara dengan siapa. Lalu aku putuskan, ini tempat teraman yang kupunya untuk menuangkan perasaanku saat ini, untuk bisa merasa normal, untuk bisa melanjutkan senyumanku, untuk bisa kembali bersemangat mengejar apa yang benar-benar kuinginkan.

Cinta, complicated, entah berapa kali sudah aku mesti mencintai seseorang begitu tulus, tapi tidak pernah terbalaskan. Ya, aku bukan apa-apa, aku hanya wanita biasa berumur 19 tahun, hampir 20 tahun, yang masih kekanak-kanakan, lebih kekanakan daripada ade tingkatku sendiri yang sudah bisa dandan sendiri, mempercantik diri mereka sendiri, sementara aku? Tapi itu hanya dari penampilan, karena aku merasa pemikiranku sendiri lebih dari teman-teman sebayaku. Tuhan adil, begitulah dia menjadikan setiap hamba-Nya :)


2014/02/04

Pertolongan Pertama Pada Kecelakaan (P3K)

By: Khafa_Fathimah di 14.07 0 komentar
A.       Pengertian P3K
P3K di tempat kerja adalah upaya memberikan pertolongan pertama secara cepat dan tepat kepada pekerja atau orang lain yang berada di tempat kerja yang mengalami kecelakaan di tempat kerja. P3K dimaksudkan untuk memberikan perawatan darurat pada korban, sebelum pertolongan yang lebih lengkap diberikan oleh dokter atau petugas kesehatan lainnya. P3K diberikan untuk:
a)        Menyelamatkan nyawa korban
b)        Meringankan penderitaan korban
c)        Mencegah cedera/penyakit menjadi lebih parah
d)        Mempertahankan daya tahan korban
e)        Mencarikan pertolongan yang lebih lanjut.

B.       Peraturan Perundangan Mengenai P3K
1.         Undang-undang No. 1 tahun 1970
2.         Permennakertrans No.Per.03/Men/1982
3.         Permennakertrans No. Per. 15/Men/VIII/2008
4.         Kepdirjen Binwasnaker No. Kep.
5.         53/DJPPK/VIII/2009

She's Mine (Part 3: Final)

By: Khafa_Fathimah di 14.06 0 komentar
Tiba di rumah sakit, aku langsung membawanya ke IGD. Beberapa menit ayahku memeriksanya. Aku sangat ingin di sampingnya saat ini. tapi aku hanya bisa mondar-mandir di depan pintu IGD. Sesekali aku mencoba melihat ke dalam lewat kaca pintu itu, tapi aku tidak bisa menemukan apa-apa lewat kaca buram pintu itu. Tak lama, pintu yang sedari tadi tak berhenti memacu jantungku, terbuka. Kulihat ayahku yang keluar dari tempat itu. Tapi aku sama sekali tidak memedulikannya. Yang kutahu, pintu itu terbuka dan aku bisa masuk sekarang. Aku sudah tahu bagaimana dia sekarang. Tapi aku juga tahu, dia lebih kuat dari apa yang bisa orang lihat.
Aku melihatnya terbaring di salah satu ranjang ruangan serba putih itu. Kali ini tidak dengan mata terpejamnya.
“Thanks.” Satu kata yang dia ucapkan saat dia melihatku datang.
“No problem. Kau terlihat lebih baik.” Aku hanya memandangnya setelah mengatakan hal itu.  Duduk di kursi kecil putih dan tetap memandangnya tanpa peduli apa yang dia pikirkan. Sampai dia memulai sebuah pembicaraan. Terlihat baik? Aku tahu betapa sakitnya dia sekarang. Bukan hanya fisiknya tapi juga hatinya.
“Lo nggak nanya kenapa gue pingsan? Tumben banget.”katanya tanpa memandang ke arahku tapi hanya membelakangiku.
“Aku nanya sampai gila pun kamu nggak akan pernah mau jawabkan? Jadi daripada saraf-sarafku semakin terganggu lebih baik aku tidak bertanya.” Dia menoleh ke arahku sebentar dan kembali menoleh ke arah sebelumnya dalam diam. Banyak hal yang mungkin ingin dia kisahkan pada satu orang yang bisa mendengarkannya. Tapi aku hanya ingin diam tanpa mengganggunya sampai tiba-tiba dia berpaling lagi ke arahku.bibirnya mulai bergerak,”Gue sakit, leukemia,” itulah yang bisa kudengar dari bibirnya. Aku diam sambil merasakan tubuhku yang bergetar entah karena mendengar kata-kata itu atau menyadari bahwa dia mulai mempercayaiku.

She's Mine (Part 2)

By: Khafa_Fathimah di 06.14 0 komentar
“Oke anak-anak, di tangan ibu sudah ada hasil mid test minggu lalu. Ibu harap, menjelang ulangan semesteran ini, nilai-nilai yang masih di bawah standar bisa diperbaiki lagi. Melihat nilai kalian itu bagaikan berada di ujung jurang. Tapi untunglah beberapa orang bisa sedikit menjauhkan Ibu dari jurang itu.”
“Titania Larissa, Revalino Sebastian, terima kasih sudah menyelamatkan ibu dari jurang itu. Nilai kalian sempurna.”
Tidak diragukan lagi untuk diriku. Bukannya sombong, tapi satu lagi yang harus orang lain ketahui tentang diriku.  Aku selalu bertanya-tanya kapan sifat-sifat burukku itu akan hilang, tapi sampai sekarang tidak juga berbeda. Maafkanlah aku, Ya Tuhan.
Titan, seseorang yang disandingkan namanya denganku? Seseorang yang tidak bisa kutebak ini benar-benar membuatku hampir gila. Kegilaan yang memuncak.
“Hei Titan. Tak kusangka kita berada di tingkat yang sama.”
“Tingkat? Bisa ditebak lo itu gimana?”
“Gimana?”
“Punya otak, kan?”
“Ya, ya, sedikit sombong,” dia memandangku dengan sinis untuk pertama kalinya,”Oke, sangat pede.”
“Aku punya sedikit tawaran.””gimana kalau kita bikin sebuah permainan. Siapa yang kalah harus menuruti kemauan pemenangnya.”
“Sombong.”
“oke, kamu bebas bilang aku apa aja. Tapi, terima dulu tawaranku. Atau jangan-jangan kamu itu takut ya? 
“gue Cuma takut sama Tuhan,”Katanya sambil menatapku. Tatapan yang yakin membuatku tercengang apalagi saat dia menyebut Tuhan.
“Oke, berarti kita deal dong,” kataku sambil menyodorkan tangan yang pada akhirnya tidak disentuhnya sama sekali.

2014/02/03

She's Mine (Part 1)

By: Khafa_Fathimah di 17.09 0 komentar
Assalamu'alaikum minna ^.^, mengawali postingan ini setelah sekian lama vakum, aku ingin membawa kalian sedikit mengkhayal tentang, lagi-lagi cinta, sebuah cinta yang membawamu kembali hidup seperti seharusnya. Maybe, this story isn't good enough, but.. Enjoy Reading! ^.^ 

Jakarta, Jakarta, Jakarta. Tidak pernah terpikir bahwa aku harus ada di sini hanya karena orang tuaku yang bertugas di sini. Entah berapa tahun aku kekeh dengan keinginanku untuk tidak pindah ke kota ini. Melihat bagaimana carut-marutnya kota ini dari dalam televisi saja, tidak terpikir sama sekali untuk datang ke sini. Tapi akhirnya mau tidak mau, demi ayahku satu-satunya. Kupikir tidak akan ada yang menarik saat hidup di kota ini, bahkan saat bersekolah di sini, tak pernah terpikir bahwa hidupku akan berubah.
***

2012/04/11

Alzheimer

By: Khafa_Fathimah di 22.04 0 komentar
Source : Wikipedia Indonesia

Alzheimer bukan penyakit menular, melainkan merupakan sejenis sindrom dengan apoptosis sel-sel otak pada saat yang hampir bersamaan,[1] sehingga otak tampak mengerut dan mengecil. Alzheimer juga dikatakan sebagai penyakit yang sinonim dengan orang tua.
Risiko untuk mengidap Alzheimer, meningkat seiring dengan pertambahan usia. Bermula pada usia 65 tahun, seseorang mempunyai risiko lima persen mengidap penyakit ini dan akan meningkat dua kali lipat setiap lima tahun, kata seorang dokter. Menurutnya, sekalipun penyakit ini dikaitkan dengan orang tua, namun sejarah membuktikan bahawa pesakit pertama yang dikenal pasti menghidap penyakit ini ialah wanita dalam usia awal 50-an.
Penyakit Alzheimer paling sering ditemukan pada orang tua berusia sekitar 65 tahun ke atas. Di negara maju seperti Amerika Serikat saat ini ditemukan lebih dari 4 juta orang usia lanjut penderita penyakit Alzheimer. Angka ini diperkirakan akan meningkat sampai hampir 4 kali pada tahun 2050. Hal tersebut berkaitan dengan lebih tingginya harapan hidup pada masyarakat di negara maju, sehingga populasi penduduk lanjut usia juga bertambah.
Pada tahap awal perkembangan Alzheimer, penurunan faktor-faktor risiko vaskular dapat menyulitkan diagnosis sindrom ini, namun mengurangi kecepatan perkembangan demensia.

TRACK LIST

[soundcloud url="http://api.soundcloud.com/tracks/207988" iframe="true" /] [soundcloud params="auto_play=true&show_comments=false" url="http://api.soundcloud.com/tracks/207988" iframe="true" /] Embeds a track player which starts playing automatically and won’t show any comments. [soundcloud params="color=33e040&theme_color=80e4a0" url="http://api.soundcloud.com/tracks/207988" iframe="true" /]
 

DAILY NOTES Copyright © 2011 Design by Ipietoon Blogger Template | web hosting