Source : Wikipedia Indonesia
Alzheimer bukan penyakit menular, melainkan merupakan sejenis sindrom dengan apoptosis sel-sel otak pada saat yang hampir bersamaan,[1] sehingga otak tampak mengerut dan mengecil. Alzheimer juga dikatakan sebagai penyakit yang sinonim dengan orang tua.
Risiko untuk mengidap Alzheimer, meningkat seiring dengan pertambahan
usia. Bermula pada usia 65 tahun, seseorang mempunyai risiko lima
persen mengidap penyakit ini dan akan meningkat dua kali lipat setiap
lima tahun, kata seorang dokter. Menurutnya, sekalipun penyakit ini
dikaitkan dengan orang tua, namun sejarah membuktikan bahawa pesakit
pertama yang dikenal pasti menghidap penyakit ini ialah wanita dalam
usia awal 50-an.
Penyakit Alzheimer paling sering ditemukan pada orang tua berusia
sekitar 65 tahun ke atas. Di negara maju seperti Amerika Serikat saat
ini ditemukan lebih dari 4 juta orang usia lanjut penderita penyakit
Alzheimer. Angka ini diperkirakan akan meningkat sampai hampir 4 kali
pada tahun 2050. Hal tersebut berkaitan dengan lebih tingginya harapan
hidup pada masyarakat di negara maju, sehingga populasi penduduk lanjut
usia juga bertambah.
Pada tahap awal perkembangan Alzheimer, penurunan faktor-faktor
risiko vaskular dapat menyulitkan diagnosis sindrom ini, namun
mengurangi kecepatan perkembangan demensia.
2012/04/11
About Love
Dengan sedikit warna kuning
yang ditambahkannya di paduan warna lukisan itu. Daun yang indah menopang bunga
yang semerbak. Warnanya dan harumnya membuat gadis itu tertarik untuk mengambil
kuas dan memainkan cat minyak kesayangannya dengan warna-warnanya yang indah di
atas kanvas putih.
Suara angin makin
menenangkan. Kesendiriannya di tengah taman itu, duduk di atas kursi panjang
yang artistik ditemani oleh kanvasnya, tidak membuatnya takut malah semakin
nyaman berada di sana.
Rona warna jingga
membuatnya harus beranjak dari sana. Tapi, sekali lagi, dia mencoba menyentuh
kelembutan bunga yang dilukisnya dan mengucapkan selamat
tinggal.
Angin sore menemani langkah
kakinya yang lembut. Dari kejauhan, sesosok byangan, tak setinggi dirinya,
menghampirinya.
“Kakak, kakak darimana
saja?” katanya dengan suara lembut dan
polos.
Nisa menjawab dengan suara
lembut,”Kakak habis dari taman, Nita. Kenapa kamu ke sini, sih? Bahaya tau.
Lain kali jangan kayak gitu
lagi!”
“Yee, Nita kan sudah besar,
sudah kelas 4 SD. Lagipula, aku takut kakak kenapa-napa di luar. Ibu sama bapak
juga nyariin,”ucapnya dengan
riang.
“Ah, kamu ini, perhatian
banget, sih, sama kakak,” kata Nisa sambil melayangkan cubitan kecil ke pipi
lembut adik kesayangannya
itu.
Kedua saudara itu pun
berjalan beriringan sambil berpegangan tangan menyusuri jalan kecil dikelilingi
pohon-pohon pinus. Keakraban mereka berdua mengalahkan aroma angin sore itu,
sangat harum dan hangat.
“Nit, kakak ada hadiah buat
kamu. Pasti kamu suka.”
“Apa, Ka?”katanya sambil
menyunggingkan sedikit senyuman di bibirnya dengan perasaan yang
bertanya-tanya.
Nisa pun menunjukkan hasil
lukisannya tadi. Di sudut pojok bawah lukisan itu tertulis nama Anita Fajar
Zahra, nama adiknya. Anita tidak dapat menutupi kegembiraannya. Dia pun
melompat-lompat kegirangan sambil memandang lukisan yang indah itu. Suara teriakan
kebahagiannya terlontar bagai hujan. Adik kecil itu pun menghambur ke pelukan
tubuh tinggi kakaknya. Kini dia bisa merasakan betul betapa senangnya gadis
kecil itu.“Untunglah.”
***
Categories
Cerpen
Langganan:
Postingan (Atom)
TRACK LIST
[soundcloud url="http://api.soundcloud.com/tracks/207988" iframe="true" /]
[soundcloud params="auto_play=true&show_comments=false" url="http://api.soundcloud.com/tracks/207988" iframe="true" /]
Embeds a track player which starts playing automatically and won’t show any comments.
[soundcloud params="color=33e040&theme_color=80e4a0" url="http://api.soundcloud.com/tracks/207988" iframe="true" /]